cover
Contact Name
Amos Lekiwona
Contact Email
jurnalkapatateologi@gmail.com
Phone
+6282248854712
Journal Mail Official
jurnalkapatateologi@gmail.com
Editorial Address
Provinsi Maluku kota Ambon
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen
ISSN : 27229033     EISSN : 27229033     DOI : 10.55798/kapata
dalam meningkatkan kompetensi dalam penelitian tetapi juga penulisan maka kami sangat merasa penting untuk bergabung dalam jurnal Garuda sehingga dapat menjadi wadah untuk kami dapat membagikan karya-karya kami terkait dengan perkembangan ilmu teknologi terkhususnya bagi eksistensi taman yang begitu pesat.
Arjuna Subject : Umum - Umum
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 2, No 2 (2021): Desember" : 5 Documents clear
Pembelajaran Daring Ditinjau Dari Prespektif Pendidikan Demokrasi Helen Riana Letlora
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.793 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i2.26

Abstract

This research aims to analyze online learning problems and solutions from a democratic education perspective. This was using literature research with a qualitative descriptive approach. The data was collected by conducting secondary data documentation sourced from survey institution data, exceptional cases from updated news, and research studies on a related topic. Online learning is a learning situation that can only occur when using technology facilities. Problems in online learning include limited facilities, situation learning is not conducive, and teachers are not competent to use computers for learning design. The solution was needed for awareness of every education stakeholder: the central government, teachers, and students and the local and village government, and communities to support the learning creation of self-sufficient, independent, and responsible.  AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis pembelajaran daring mencakup masalah dan solusinya dikaji dari prespektif pendidikan demokrasi. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengambilan data berupa dokumentasi data sekunder yang bersumber dari data lembaga survei, kasus khusus dari berita terkini, dan kajian penelitian. Pembelajaran daring  merupakan suatu situasi belajar yang hanya dapat berlangsung bila menggunakan fasilitas teknologi. Masalah-masalah dalam pembelajaran daring meliputi : keterbatasan penyediaan fasilitas, situasi lingkungan belajar yang kurang kondusif, kurangnya kompetensi guru dalam memanfatkan teknologi dalam mendesain pembelajaran secara daring. Solusi dalam mengatasi masalah tersebut yaitu perlunya kesadaran setiap stake holder pendidikan, tidak hanya pemerinta pusat, guru dan siswa tetapi juga pemerintah derah bahkan desa serta masyarakat untuk turut mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang mandiri, merdeka dan bertanggung jawab.
Relevansi Pemahaman yang Benar Tentang Gereja Bagi Orang Percaya Masa Kini Sabda Budiman; Yabes Doma
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.648 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i2.27

Abstract

This wrong understanding of the church affects one's actions towards applying one's faith. The importance of proper and basic knowledge of the church is the need of every believer today—the need for a renewal of the correct understanding of the church. The need for a fundamental and biblical account of the church encourages the author to deepen the discussion of the church's doctrine. The problem in this research is: what are the misconceptions about the church? And what is the correct understanding of the church according to the Bible and its relevance for believers today? This study aims to discuss the knowledge of the church based on the perspective of the Bible and its significance for believers today. The method that the author uses is a qualitative-descriptive research method. The results of this study reveal that the church is not a building, denomination, or "me," but the church is more understood as an association of believers who have a goal to fellowship and build each other up. AbstrakPemahaman yang keliru tentang gereja itu mempengaruhi tindakan seseorang terhadap penerapan imannya. Pentingnya pemahaman yang benar dan mendasar dari gereja menjadi kebutuhan setiap orang percaya pada masa kini. perlunya pembaharuan akan pemahaman yang benar tentang gereja. Kebutuhan akan pengertian tentang gereja secara mendasar dan alkitabiah, mendorong penulis untuk mendalami pembahasan doktrin tentang gereja. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: apa saja pemahaman yang keliru tentang gereja? Dan bagaiamana pemahaman yang benar tentang gereja menurut Alkitab serta relevansinya bagi orang percaya pada masa kini? Penelitian ini bertujuan membahas tentang pengertian gereja berdasarkan persepktif Alkitab dan relevansinya bagi orang percaya masa kini. Metode yang penulis gunakan ialah penelitian kualitatif-deskriptif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa gereja bukanlah gedung, denominasi, atau pun “saya”, tetapi lebih dipahami sebagai perkumpulan orang-orang percaya yang memiliki tujuan untuk bersekutu dan saling membangun satu dengan yang lainnya.
Perkembangan Metode Pedagogi Pendidikan Agama Kristen Di Indonesia dan Maknanya Di Era Digital Tirsa Anggreini Sambul; Addy Purnomo Lado; Sanga Harapan
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.858 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i2.23

Abstract

The pedagogy method plays a significant role in the learning process to achieve the predetermined purpose of learning. The methods of Christian pedagogical education should be present by every teacher, teacher at the school, a parent at home, or shepherd or builder in the church. However, the authors have unearthed several facts that teachers have not fully understood pedagogy's methods, particularly in Christian religious education. The authors still find that the educators lack creativity in teaching learners. In addition, the writer has discovered that some teachers are less familiar with the development of the pedagogical method in Christian religious education. Thus the writers have found it necessary to study the ways of Christian education pedagogical in the light of the history of Christian religious education in Indonesia and its significance for the practice of Christian religious education in the digital age. It is hoped that the study will help teachers learn the pedagogical methods of the history of Christian education and improve the digital age's academic ability to support learners in learning Christian religious education both in schools, in churches, and families.AbstrakMetode pedagogi sangat berperan penting dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan sebelumnya. Metode pedagogi Pendidikan Agama Kristen seharusnya dimiliki oleh setiap pengajar baik guru di sekolah, orang tua di rumah, maupun gembala atau pembina di gereja. namun, penulis menemukan beberapa fakta yang menunjukkan bahwa para guru belum sepenuhnya memahami metode pedagogi khususnya di dalam Pendidikan Agama Kristen. Penulis masih menemukan bahwa kurangnya kreatifitas para pendidik dalam mengajar peserta didik. Selain itu, penulis juga menemukan fakta bahwa ada beberapa guru kurang memahami sejarah perkembangan metode pedagogi dalam pendidikan Agama Kristen. Oleh karena itu penulis merasa perlu untuk meneliti tentang metode pedagogi Pendidikan Agama Kristen dilihat dari perkembangan sejarah Pendidikan Agama Kristen di Indonesia serta maknanya bagi praktek Pendidikan Agama Kristen di Era Digital. Penelitian ini diharapkan dapat membantu para pengajar untuk bisa belajar metode pedagogi dari perkembangan sejarah Pendidikan Agama Kristen serta dapat mengembangkan kemampuan mendidik di era digital guna mendukung para peserta didik dalam belajar pendidikan agama Kristen baik di sekolah, gereja dan keluarga.
Guru sebagai Fasilitator dalam Pembelajaran Daring ditinjau dari Perspektif Kristen Kristina Simamora; Wiyun Philipus Tangkin
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (242.938 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i2.28

Abstract

The role of the teacher as a facilitator aims to provide freedom of learning for students. This role adheres to humanistic learning theory, namely students as centers, teachers as escorts, and facilitators in learning. In the implementation of online learning, teachers only give and collect assignments from students, and education is done without the teacher's help. This shows that the teacher is not adequately performing his role as a facilitator. This paper was written using a research method of literature review with the formulation of the problem of how teachers' role as facilitators in online learning to write to find out how teachers should perform their role as facilitators for elementary school students in online learning. From a Christian perspective, learning is done christ-centered and student-oriented. As a person who has been redeemed, the teacher has a responsibility to introduce students to God; one way is to carry out his role as a facilitator well. The role of teachers as facilitators that can be applied in online learning includes accompanying, directing, listening, making time for students. It is recommended that authors, teachers, and researchers who will continue this research should carry out the role of teachers as facilitators responsibly through the use of available platforms such as teams, zoom, and video calls.  AbstrakPeran guru sebagai fasilitator bertujuan memberikan kebebasan belajar bagi siswa. Peran ini, menganut teori belajar humanistik, yaitu siswa sebagai pusat, guru sebagai pendamping dan fasilitator dalam pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring terdapat guru hanya memberikan dan menagih tugas dari siswa dan pembelajaran dilakukan tanpa dampingan guru. Hal ini menunjukkan bahwa guru tidak menjalankan perannya sebagai fasilitator dengan baik. Makalah ini ditulis menggunakan metode penelitian kajian literatur dengan rumusan masalahnya adalah bagaimana peran guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran daring dengan tujuan penulisan untuk mengetahui bagaimana seharusnya guru menjalankan perannya sebagai fasilitator bagi siswa sekolah dasar dalam pembelajaran daring. Berdasarkan perspektif Kristen, pembelajaran dilakukan dengan berpusat kepada Kristus dan berorientasi kepada siswa. Guru sebagai pribadi yang telah ditebus, memiliki tanggung jawab untuk mengenalkan siswa kepada Allah, salah satu caranya adalah dengan melaksanakan perannya sebagai fasilitator dengan baik. Peran guru sebagai fasilitator yang dapat diterapkan dalam pembelajaran daring di antaranya, mendampingi, mengarahkan, mendengarkan, menyediakan waktu untuk siswa. Disarankan kepada penulis, guru dan peneliti yang akan melanjutkan penelitian ini hendaknya melaksanakan peran guru sebagai fasilitator dengan bertanggung jawab melalui melalui penggunaan platform yang tersedia seperti teams, zoom, dan video call.
Implementasi Pola Pelayanan Gereja Mula-Mula Dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 Terhadap Gerakan Kesatuan Tubuh Kristus Masa Pandemi Yohanes Enci Patandean; Iskandar Iskandar
KAPATA: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Bethel Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.647 KB) | DOI: 10.55798/kapata.v2i2.25

Abstract

The author discusses the implementation of the early church ministry pattern in Acts 2:41-47 to the unity movement of the body of Christ during the pandemic. The situation experienced by humans today, the author feels that this issue is important to discuss. The method used by the author is a qualitative method with a thematic descriptive approach. The condition of the early church they lived in one heart and soul; even though they were many, they lived in unity, sharing. Not only that, but they are also getting closer to the Lord Jesus; the early church service pattern was applied in fostering the faith of the congregation to become more mature during the pandemic. Abstrak Penulis membahas implementasi pola pelayanan gereja mula-mula dalam Kisah Para Rasul 2:41-47 terhadap gerekan kesatuan tubuh Kristus masa pandemi. Keadaan yang dialami oleh manusia saat ini, penulis merasa bahwa isu ini penting untuk dibahas. Metode yang digunkan penulis adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif tematis. Keadaan jemaat mula-mula mereka hidup sehati, sejiwa, meskipun mereka jumlah yang banyak, mereka hidup kompak, saling berbagi satu sama lainnya. Bukan hanya itu saja mereka juga semakin dekat dengan Tuhan Yesus, pola pelayanan jemaat mula-mula diterapkan dalam membina iman jemaat agar semakin dewasa dimasa pandemi.

Page 1 of 1 | Total Record : 5